Tari Remo

Namun dalam pengaplikasiannya, tari ini banyak digunakan oleh masyarakat-masyarakat di sekitarnya, seperti di daerah Surabaya, Mojokerto, Malang, dan Nganjuk. Hal ini dikarenakan banyak sekali kultur tarian yang memiliki kesamaan dengan nilai-nilai budaya masyarakat setempat.
Sejarah Dan Perkembangan Tarian

Pertama kali tarian ini diperkenalkan adalah dengan cara keliling di jalanan dan mengamen. Selanjutnya tarian ini difungsikan dalam acara-acara tertentu, khususnya pertunjukan Ludruk.
Makna Filosofi Tarian

Tari Remo memiliki beberapa makna filosofi yang terkandung dalam gerakan-gerakannya. Hal ini bisa dilihat dari beberapa gerakan, seperti gerakan gedrug yang menghentak bumi, yang berarti simbol kesadaran manusia atas kehidupan yang ada di muka bumi.
Gerakan Gendewa diartikan sebagai gerakan manusia yang sangat cepat seperti anak panah yang dilepaskan dari busurnya. Selain itu, juga terdapat makna lain seperti gerakan Tepisan yang mengandalkan kecepatan dan kecekatan tangan.
Selain sejarah dan filosofinya, serasa tidak lengkap bila tidak mempelajari konsep Tarian ini. Konsep inilah yang memberikan gambaran mengenai Tari Remo secara menyeluruh. Dengan mempelajari konsepnya, pengetahuan yang didapatkan dari tarian ini akan lebih lengkap.
Komposisi Tari Remo

1. Pemeran Tarian
Pada umumnya, Tarian Remo ini dilakukan oleh laki-laki dengan karakteristik gerakan yang mendeskripsikan mengenai seorang Pangeran yang berpenampilan gagah dan berani. Sehingga sisi kemaskulinan dan wujud ksatria sangatlah dibutuhkan dalam tarian ini. Karakter pemeran sangat erat dikaitkan dengan sejarahnya.Namun seiring dengan perkembangannya, tarian ini tidak hanya dibawakan oleh kaum laki-laki saja, tetapi juga perempuan. Sehingga memunculkan nama tarian yang baru, yakni Tari Remo Putri. Konsep gerakan tariannya tidak jauh berbeda, hanya aura tariannya saja yang berbeda, karena memang dibawakan baru oleh kaum perempuan.
2. Gerakan-gerakan Tarian
Ciri khas gerakan Tarian Remo ialah lebih mengutamakan gerak-gerik kaki yang menghentak-hentak dan dinamis. Dalam melakukan tarian, penari mengenakan gelang lonceng kecil pada pergelangan kakinya. Sehingga ketika penari bergerak atau menghentakkan kaki-kakinya, lonceng yang dikenakan tersebut akan berbunyi.Gerakan-gerakan tersebut sering dipadukan dengan musik pengiringnya, sehingga suara gelang lonceng dapat menyatu dan berkombinasi dengan jenis musik yang mengiringinya. Selain gerakan kaki yang begitu kentara, karakteristik gerakan yang dimiliki oleh Tarian Remo adalah gerakan sampur (selendang), kepala, kuda-kuda penari serta ekspresi wajahnya.
3. Busana Tarian
Busana yang dipakai pada Tarian Remo beranekaragam, karena setiap daerah yang berada di sekitar wilayah Jombang memiliki khas pakaian tersendiri. Sehingga busana Tarian Remo dapat memiliki Gaya Surabaya, Sawunggaling, Malangan, atau Jombangan.Namun pada dasarnya, busana tarian ini menggunakan semacam ikat kepala berwarna merah, baju berlengan panjang, celana dengan panjang selutut, kain batik pesisiran, aksesoris setagen yang dikenakan di pinggang, keris, selendang pada bahu, serta gelang lonceng yang dikenakan di kaki.
Sementara untuk busana perempuan Tari Remo Putri sedikit berbeda dengan busana asli Tarian Remo. Untuk busana perempuan yang dikenakan yakni mengenakan sanggul, mekak hitam yang menutupi bagian dada, rapak yang dikenakan pada bagian pinggang hingga lutut, serta selendang pada bahu
4. Musik Pengiring Tarian
Agar pertunjukan Tari Remo lebih sempurna, penari harus mampu menyelaraskan gerakannya dengan musik yang mengiringinya. Hal ini diperuntukkan agar suara gelang lonceng pada kaki penari dapat menimbulkan suara yang padu dengan musik ketika kaki penari dihentakkan. Musik yang mengiringi tarian biasanya adalah musik gamelan. Sementara jenis irama atau gendhing yang digunakan sebagai pengiring biasanya jula-juli dan tropongan.5. Tata Panggung Tarian
Tarian Remo pada awalnya sering ditampilkan sebagai tarian pembuka pada pertunjukan ludruk. Desain panggung yang digunakan adalah desain dalam pertunjukan ludruk. Namun seiring dengan perkembangannya, Tarian Remo ini difungsikan sebagai tarian untuk menyambut tamu besar.Sehingga tata tempat pun menyesuaikan dengan adat istiadat dan karakteristik acara yang diselenggarakan. Itulah konsep Tari Remo yang memiliki karakteristik khas daerah Jombang dan sekitarnya. Tarian ini sangat erat kaitannya dengan sejarah, makna filosofi, serta keunikan tariannya yang khas dengan hentakan kaki.
Dalam perkembangannya, tari ini mengalami perubahan fungsi sebagai tari untuk menyambut tamu. Tarian Remo memiliki ciri khas tersendiri dalam wilayah yang berbeda-beda sehingga patut dilestarikan sebagai tradisi budaya Indonesia.
Sumber : https://www.romadecade.org/tari-remo/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar